Archive for Juni 2014
Hubungan Antara Bimbingan Konseling dan
Teknologi Informasi
Teknologi informasi
memiliki fungsi dalam bimbingan konseing, antar lain:
a. Mempermudah
konselor dalam menyusun, mencari dan juga mengolah data.
b. Menjaga
kerahasiaan suatu data, karena dengan teknologi memungkinkan untuk menguncinya
dan tidak sembarang orang dapat mengaksesnya.
c. Membantu
individu maupun kelompok untuk dapat berkomunikasi dengan lebih mudah dan
relatif murah dalam pelaksanaan konseling.
d. Memberikan
kesempatan kepada individu untuk berkomunikasi lebih baik dengan menggunakan
informasi yang mereka terima tanpa perlu bertemu secara fisik.
e. Menjadikan
teknologi informasi sebagai alat dalam suatu program kegiatan, sehingga
kegiatan tersebut lebih teratur dan terstruktur.
Seperti yang diketahui
bahwa saat ini bimbingan konseling belum dikatakan materi, sehingga tidak semua
sekolah di Indonesia memberikan jam yang cukup untuk materi bimbingan konseling
ini, karena berbagai alasan. Dengan demikian apakah dengan tidak tersedianya
waktu yang cukup peran guru bimbingan konseling akan berhasil. Siapapun pasti
akan menjawab tidak. Dengan argumen apapun jika waktu yang tersedia tidak cukup
atau tidak sesuai seperti yang diharapkan, maka jangan harap apa yang
disampaikan bisa mengenai sasarannya. Oleh karena itu peranan teknologi
informasi bisa menjawab kekurangan waktu tersebut. Aplikasi teknologi informasi
dalam bimbingan konseling adalah memberikan informasi kepada klien tentang apa
yang dibutuhkannya. Selain itu, sarana yang diberikan oleh teknologi informasi
itu sendiri, memungkinkan antar pribadi atau kelompok yang satu dengan
pribadi atau kelompok lainnya dapat bertukar pikiran. Teknologi informasi pun
dapat meningkatkan kinerja dan memungnkinkan berbagai kegiatan untuk
dilaksanakan dengan cepat, tepat dan akurat, sehingga pada akhirnya akan
meningkatkan produktivitas kerja konselor itu sendiri.
Tujuan Bimbingan dan Konseling
menggunakan Teknologi Informasi kedalam melakukan pelayanannya,
yaitu :
1. Easy
to Use (mudah digunakan)
2. Easy
to Manage (mudah di atur)
3. Simple (tidak
rumit)
4. Dynamic (dinamis)
Urgensi bimbingan
dan konseling mengacu pada perkembangan serta kemajuan teknologi yang mutakhir,
salah satunya ialah penggunaan alat atau media komunikasi serta informasi
elektronik baik secara online maupun offline. Penggunaan media teknologi yang
mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta penerapan bimbingan dan konseling
yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari kemajuan teknologi yaitu untuk
mengefisienkan atau mempermudah akses informasi, maka penerapannya dalam
bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang sama tanpa mengubah konteks
dari bimbingan dan konseling tersebut.
Penggunaan
Komputer dalam Layanan Bimbingan Konseling
Komputer merupakan
media pembantu dalam memudahkan seorang konselor dalam membahas tentang
berbagai permasalahan yang dimiliki oleh siswanya. Kata media itu sendiri
berasal dari bahasa latin medius yang secara harfian berarti tengah,
perantara atau pengantar. Dalam bahasa Arab, media adalah “perantara atau
pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.”
Komputer merupakan
salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor dalam proses konseling.
Pelling menyatakan bahwa ”penggunaan komputer (internet) dapat dipergunakan
untuk membantu siswa dalam proses pilihan karir sampai pada tahap pengambilan
keputusan pilihan karir.”Hal ini sangat memungkinkan, karena dengan membuka
internet, maka siswa akan dapat melihat banyak informasi atau data yang
dibutuhkan untuk menentukan pilihan studi lanjut atau pilihan karirnya.
Dengan Proses
Konseling menggunakan bantuan komputer atau Computer Assisted
Counseling (CAC) merupakan konseling mandiri, juga disebut konseling
komputer pasif atau biasa juga disebut dengan standalone. Konseli mencari
pemecahan masalah atau kebutuhannya melalui program interaktif
konseling dalam bentuk CD yang dirancang khusus agar konseli tersebut
dapat mengeksplorasi permasalahannya, mencari informasi yang dibutuhkan dari
sejumlah informasi yang disediakan, dan menentukan alternatif pemecahan masalah
yang ditawarkan. Dalam penggunaan fasilitas ini (CAC), konseli dimungkin untuk
tidak perlu bertemu dengan konselor. CAC ini juga dapat dilakukan secara
blended, memperdalam materi-materi yang terdapat dalam program konseling, dan
memilih tindakan selanjutnya.
Salah satu layanan
bimbingan dan konseling dengan menggunakan teknologi komputer khususnya
internet adalah E-counseling atau cybercounseling. E- counseling merupakan
salah satu cara yang efektif dan efisisen dalam proses konseling jarak jauh
yang dilakukan antara konselor dengan konseli untuk membantu masalah-masalah
yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian dan kehidupan konseli.
E-counseling atau cybercounseling dapat dilakukan dengan berbgai layanan yaitu
menggunakan e-mail atau e-mail therapy (konselor dan konseli berkomunikasi
melalui surat yang dikirim melalui internet), atau chatting atau chat rooms
(koneslor secara langsung berkomunikasi pada waktu yang sama melalui internet).
Selain sebagai
tempat penggunaan internet, seorang konselor juga dapat
menggunakan software yang terdapat dalam komputer
seperti microsoft power point. Software ini dapat membantu konselor dalam
menyampaikan bahan bimbingan secara lebih interaktif. Dalam penggunaan layanan
ini, konselor dituntut agar dapat menggunakan imajinasinya agar tidak terasa
membosankan.
Program software
power point memberikan kesempatan bagi konselor untuk memberikan
sentuhan-sentuhan seni dalam bahan layanan informasi. Melalui program ini, yang
ditayangkan tidak saja berupa tulisan-tulisan yang mungkin sangat membosankan,
tetapi dapat juga ditampilkan gambar-gambar dan suara-suara yang menarik yang
tersedia dalam program power point. Melalui fasilitas ini, konselor dapat pula
memasukkan gambar-gambar di luar fasilitas power point, sehingga sasaran yang
akan dicapai menjadi lebih optimal.
Gambar-gambar yang
disajikan melalui program power point tidak statis seperti yang terdapat pada
Over Head Projector (OHP). Konselor dapat memasukkan gambar-gambar yang
bergerak, bahkan konselor bisa melakukan insert gambar-gambar yang ada di
sebuah film.
Di era yang sangat
modern ini, penggunaan software-software yang terdapat dalam komputer
sangat banyak. Para motivator misalnya, untuk memberikan semangat baru bagi
para audiensnya, mereka menampilkan beberapa gambar yang dirangkum dalam satu
program. Dan para konselor yang dapat dikatakan sebagai motivator juga dapat
melakukan hal itu dengan bantuan komputer.
Urgensi Teknologi Informasi dalam Bimbingan dan Konseling
A. Pengertian Urgensi Teknologi Informasi dalam BK
Secara etimologi, kata urgensi berasal dari bahasa latin “urgere”
(kata kerja) yang berarti mendorong. Dalam bahasa Inggris berasal dari kata “urgent”
(kata sifat) yang berarti sangat penting/dibutuhkan/mendesak. Istilah urgensi menunjukkan pada sesuatu yang
mendorong atau memaksa untuk diselesaikan (Fritziee, 2009). Dengan kata lain,
urgensi bisa diartikan bila ada suatu masalah maka harus segera diselesaikan
atau ditindaklanjuti. Urgensi juga bisa diartikan sebagai sesuatu yang penting
yang harus segera diselesaikan, sehingga apabila tidak diselesaikan akan
menghambat atau membuat hal yang urgen/penting itu tidak terlaksana dengan
baik, serta mengurangi kualitas hal yang diurgenkan tersebut.
Terkait dengan tugas guru bimbingan dan konseling yang sangat
kompleks, maka sangat dibutuhkan media pendukung
teknologi informasi yang relevan sehingga bisa
melakukan layanan BK yang lebih inovatif. Urgensi teknologi informasi dalam BK
adalah teknologi informasi dalam bimbingan dan konseling sangat dibutuhkan dan
merupakan suatu pendukung yang sangat penting dalam peningkatan kualitas
layanan BK yang lebih inovatif.
B.
Dasar Pentingnya Teknologi Informasi dalam BK
Teknologi informasi merupakan kebutuhan yang sangat urgen/sangat
penting dalam upaya mendukung layanan BK yang lebih inovatif. Perkembangan TI
yang semakin canggih ini secara langsung dapat
mendukung proses pemberian layanan BK yang lebih kreatif, menarik dan inovatif.
Layanan BK yang sifatnya inovatif sudah tentunya dapat membangkitkan motivasi
konseli untuk mengikuti layanan dengan baik dan tujuan layanan dapat tercapai
dengan baik. Misalnya penggunaan video/film, gambar animasi dan sejensinya yang dapat dipergunakan
sebagai sarana penunjang pemecahan masalah konseli. Dengan demikian, keberadaan
TI sangat dibutuhkan dalam mendukung kinerja guru bimbingan dan konseling.
Bimbingan dan konseling merupakan proses upaya membantu individu
untuk mecapai perkembangannya yang optimal.
(Sunaryo K : 1998). Pada intinya bimbingan dan konseling merupakan suatu upaya
bantuan terhadap individu untuk membantu mengoptimalkan perkembangan dalam
kehidupannya serta membimbing individu agar mengetahui atau mengerti dirinya
sendiri, mengarahkan, merealisasi, mengembangkan potensi, serta mengaktualisasi
dirinya sendiri dan juga melalui tugas – tugas perkembangannya dengan baik.
Bimbingan dan konseling dalam pendidikan formal
merupakan salah satu sarana pendukung untuk peserta didik optimal dalam
memecahkan masalah serta mengembangkan potensi dirinya. Bimbingan dan konseling
dalam pendidikan formal senantiasa menyelaraskan dengan perkembangan pendidikan
yang juga selaras dengan perkembangan zaman, oleh karena itu, bimbingan
konseling juga memerlukan suatu penyesuaian dengan kemajuan yaitu dengan
penerapan aplikasi teknologi informasi.
Urgensi bimbingan dan konseling mengacu
pada perkembangan serta kemajuan teknologi yang mutakhir, salah satunya ialah penggunaan
alat atau media komunikasi serta informasi elektronik baik secara online maupun offline.
Penggunaan media teknologi yang mutakhir akan senantiasa merubah gaya serta
penerapan bimbingan dan konseling yang konvensional. Sebagaimana tujuan dari
kemajuan teknologi yaitu untuk mengefisienkan atau mempermudah akses informasi,
maka penerapannya dalam bimbingan dan konseling juga mengacu pada cara yang
sama tanpa mengubah konteks dari bimbingan dan konseling tersebut.
Alat – alat atau media dalam akses informasi di era global ini
sangat beragam dan mutakhir, seperti telepon selular, komputer, internet dan
media lainnya yang langsung atau online
ataupun yang tidak langsung atau offline.
Maka semua media teknologi informasi tersebut akan mempermudah akses pemberian
bantuan terhadap individu jika dimanfaatkan secara tepat guna dan terlatih.
Konselor dituntut untuk dapat menggunakan serta terlatih dalam penggunaan dan
penerapan konseling melalui media teknologi.
Salah satu upaya bimbingan dan konseling yaitu memfasilitasi
peserta atau konseli dalam mengembangkan potensi serta memahami dirinya juga
mengoptimalkan perkembangannya. Maka dari itu, pada era global ini atau era
serba teknologi ini, bimbingan dan konseling juga dituntut untuk menyesuaikan
terhadap keadaan agar selalu dapat mengiringi dan membantu konseli di zaman
yang semakin mutakhir. Sebagaimana upaya bimbingan dan konseling yaitu
memfasilitasi konseli, maka penggunaan teknologi informasi atau media
elektronik penunjang proses konseling akan sangat dibutuhkan agar konseli dapat
memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling secara efisien serta tidak
terkesan ketinggalan zaman. Jika layanan bimbingan konseling masih menerapkan
cara – cara konvensional dalam era teknologi yang semakin maju, maka layanan
tersebut akan ditingalkan oleh konseli yang akan mengakibatkan degradasi moral serta ketidakmampuan konseli dalam memecahkan
serta mengoptimalkan tugas perkembangan yang harus dilaluinya secara mandiri.
Maka jika hal tersebut terjadi, akan banyak individu yang mengalami kesulitan
dalam pemahaman diri dan akan cenderung masuk kedalam zona kebebasan yang
kebablasan tanpa adanya bimbingan yang bersifat mengembangkan kepribadian yang
sehat.
Maka dari hal tersebut, penerapan atau pemanfaatan teknologi
informasi dalam bimbingan dan konseling menjadi suatu urgensi tersendiri dalam
penyesuaian kondisi zaman atau era yang sangat global. Salah satu yang menjadi
pertimbangan perlunya bimbingan dan konseling menyesuaikan terhadap era yang
global serta serba teknologi tersebut, yaitu pertimbangan dampak dari era globalisasi itu sendiri. Seperti diketahui, bahwa
kemajuan teknologi informasi yang tidak dimanfaatkan secara tepat akan memicu
timbulnya dampak negatif dari penggunaan teknologi informasi tersebut. Maraknya
penyalahgunaan teknologi informasi salahsatunya internet yaitu beredarnya
pornografi yang tanpa batas atau tayangan tayangan kekerasan yang tidak pantas
untuk disaksikan terutama oleh para remaja dan anak – anak. Fase remaja dan
anak memang merupakan fase dimana mereka seba ingin tahu, dengan beredarnya
informasi mengenai konten atau situs – situs yang negatif akan menimbulkan
penyalahgunaan tersebut oleh para remaja. Ketika hal tersebut kian marak oleh
karena terlalu bebasnya akses informasi tanpa ada bimbingan, maka akan merusak
generasi muda juga akan muncul degradasi mental remaja dari dampak tersebut.
Oleh karena itu, dalam hal inilah bimbingan dan konseling berperan sebagai
pembimbing untuk mencegah hal tersebut. Tindakan preventif melalui kegiatan
bimbingan dan konseling terhadap para remaja dalam hal penyalahgunaan teknologi
informasi, akan menjadi suatu batasan internal terhadap remaja menghadapi
kebebasan tanpa batas di dunia maya. Maka dari itulah layanan bimbingan dan
konseling yang menyesuaikan dengan kondisi zaman yang mutakhir dan global,
menjadi sangat penting dan diperlukan dalam mambangun kualitas kehidupan
generasi muda yang terhindar dari dampak negatif arus informasi yang tak
berbatas.
C.
Jenis-jenis Teknologi Informasi yang Mendukung Kinerja BK
Berbagai jenis perkembangan teknologi di zaman yang semodern ini
membuat individu menjadi semakin mudah untuk melakukan aktivitasnya. Keberadaan
teknologi informasi membawa imbas positif terhadap bimbingan dan konseling,
khusunya dalam pemanfaatannya sebagai sarana penunjang layanan bimbingan dan
konseling. Guru bimbingan dan konseling seyogyanya dapat menguasai beberapa
jenis teknologi yang bisa dimanfaatan dalam melakukan layanan bimbingan dan
konseling yang lebih inovatif dan kreatif. Adapun beberapa teknologi informasi
yang seyogyanya dikuasai oleh guru bimbingan dan konseling, yaitu:
1. Penguasaan media
komputer/laptop serta aplikasi yang relevan (Ms.Word, Excel dan Power Point),
seperti : mengetik, membuat desain layanan BK inovatif, analisis data dan
sejenisnya yang relevan dengan kebutuhan layanan BK.
2. Penguasaan penggunaan
media LCD/Proyektor serta perangkatnya untuk penyajian presentasi berbasis
teknologi.
3. Penguasaan penggunaan
Printer untuk mencetak berbagai jenis dokumen yang sudah di buat dalam
komputer/laptop.
4. Penguasaan penggunaan
media telepon/handphone sebagai sarana media telekomunikasi.
5. Penguasaan media
internet serta aplikasinya dalam upaya untuk dapat mengakses data, mengirim
data dan dapat memanfaatkannya sebagai sarana melakukan layanan BK berbasis
internet (cyber counseling).
6. Penguasaan media
pendukung koneksi internet, seperti Modem, LAN, Hotspot dan sejenisnya
sehingga guru BK bisa memanfaatkan fasilitas internet sesuai dengan kebutuhan.